
MENARI UNTUK PENGEMBANGAN DIRI DAN KARAKTER ANAK
Selasa pagi. Siswa kelas 1, yang usai berlatih manasik haji, sudah bersiap-siap di pendopo kecil. Mereka segera masuk jam belajar menari. Semua anak, tanpa kecuali.
“Senang aja, lagu dan geraknya asyik,” kata teman kecil.
Begitulah keseharian siswa Semut-Semut. Ada yang kebagian jam menari di pagi hari, ada yang menjelang jam kepulangan. Di sekolah ada sebanyak 5 rombongan belajar TK, dan 18 rombongan belajar SD, kesemuanya mendapat giliran.
MENARI SEBAGAI KEGIATAN INTRAKURIKULER DI SEMUT-SEMUT THE NATURAL SCHOOL
Yang unik, program atau kegiatan menari di sekolah Semut-Semut the Natural School, diletakkan sebagai kegiatan dalam jam belajar (intrakurikuler).
Adik kelas TK (A &B) hingga kakak SD kelas 6, semuanya mengikuti program menari ini, laki-laki dan perempuan tanpa kecuali, sebagai kegiatan belajar mengajar.
Di Semut-Semut, kegiatan ini dikelola oleh 2 orang guru tari tetap, yaitu kak Sundari dan kak Tika (Atika Yuliana).
Dalam kurikulum Depdiknas soal kompetensi menari tidaklah termaktub atau tidak ada, sehingga dapatlah dikatakan Semut-Semut melakukan pengayaan kurikulum menari.
Masih terbilang jarang sekolah yang menerapkan menari sebagai Kegiatan belajar mengajar (KBM). Kebanyakan, ketrampilan menari diajarkan sebagai kegiatan di luar jam belajar (ekstra kurikuler) oleh pengajar dari sanggar tari, ataupun bagi siswa yang hobi menari maka akan mencari sanggar seni seperti banyak terdapat di tiap anjungan Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta.
Bagi sekolah Semut-Semut the Natural School sebagai sekolah inklusi, yang menghargai berbagai perbedaan kemampuan dan kompetensi anak, beragam cara dicari untuk memberi ruang ekspresi anak. Salah satunya melalui ‘pintu’ menari.
“Menari diyakini dapat meningkatkan kelenturan dan harmonisasi tubuh anak, melepaskan (release) anak dari ketegangan emosi dalam pertumbuhannya, memperkuat emosi dan kecerdasan kreatif, serta mengisi jiwa seni penuh kelembutan dan penghargaan kepada alam dan manusia. Menjadikan anak bangsa yang humanis,” jelas Bunda Arfi Destianti, Prime Principal dan penggagas sekolah Semut-Semut ini.
Di samping itu, sebagai sekolah yang menghargai ekspresi kebudayaan, sebagai ajaran Ki Hajar Dewantara bahwa ‘pendidikan adalah perjuangan kebudayaan’, maka kegiatan berkesenian di Semut-Semut dibuat semarak dan diwujudkan dalam seni tari, musik tradisi (angklung, arumba, musik klasik, lagu anak daerah, mainan anak Indonesia) dan art. Kesemua ekspresi seni itu dibuatkan apresiasinya dalam berbagai eksposisi, seperti pentas seni, assembly kelas, pameran karya siswa, penampilan siswa, dsb.
KURIKULUM MENARI
Dalam satu semester pelajaran, siswa sedikitnya menekuni 3 tarian (modern + tradisi). Kadang ada tambahan beberapa tarian lagi, seperti untuk persiapan penampilan kelas (ASSEMBLY), tampil saat acara kemping, atau pementasan akhir tahun (kini dinamai PERFORMA ANAK NEGERI). Siswa berlatih khusus untuk itu dengan tarian yang disesuaikan dengan tema pementasan.
“Rata-rata anak senang menari, karena tariannya gembira. Saya memilihkan tarian yang gembira, lagunya ceria. Yang gak senang kebanyakan siswa laki-laki dan memang nggak hobi menari,” kata Kak Tika, guru tari di Semut-Semut.
Dalam program intrakurikuler, tak bisa dihindari ada ada anak yang tak suka menari. Terhadap siswa yang belum mau atau enggan menari, dipersilakan duduk sambil memperhatikan teman-temannya berlatih. Biasanya, lama kelamaan mau juga ikut serta.
- Untuk jenjang TK, diberikan 1 pertemuan perminggu, selama 30 menit
Untuk tari tradisi, diajarkan seperti tari “Ampar Ampar Pisang” dari Kalimantan (tari kreasi oleh Kak Tika), atau Tari Bakiak dari Padang (dikreasi oleh Kak Tika).
Sedangkan untuk tari modern, yang diciptakan koreografinya oleh Kak Tika, seperti tari “Kembali ke Sekolah” (lagu Sherina), dan tari “Mari Menari”.
Ada kalanya tarian disesuaikan dengan tema pembelajaran. Misal, saat siswa TK belajar tentang transportasi, maka dipilih tarian (modern) tentang Becak atau Kereta.
Di sini pengajaran seni tari bertujuan melatih keharmonisan motorik kasar, seperti pergerakan kaki dan tangan, serta belajar mengenali irama. Dipilihkan lagu-lagu pengiring yang berirama riang gembira. Sehingga anak-anak senang belajar menari, dan menari menjadi hal menyenangkan.
Kesulitan mengajari anak TK, menurut Kak Tika, ketika anak-anak belum bisa tertib. Namun hal ini akan berubah sesuai waktu. Secara perlahan, mereka makin tertib. Siswa diberi pemahaman tentang pentingnya kerjasama dalam berkelompok, dan manfaat kalau mereka tertib. Menari itu gampang kok.
Jika ada siswa yang belum siap atau belum mau menari — biasanya anak lelaki tidak mau sama sekali- anak tsb. dipersilakan menonton dulu. Lama lama dia akan menggerakkan jari kaki dan tangan, yang akhirnya mau juga bergabung menari.
Perlu waktu sekitar 8 kali pertemuan (2 bulan) bagi mereka untuk mahir menarikan 1 tarian.
- Adapun untuk jenjang SD, diberikan 1 kali pertemuan perminggu, selama 1 jam. Diberlakukan untuk siswa wanita dan pria, kesemuanya.
Yang diajarkan adalah tari tradisi dan tari modern.
Tari tradisional seperti “Sajojo” asal Papua (dikreasikan oleh kak Tika), tari “Yospan” (Papua), “Ondel-Ondel” (Betawi), “Indang” (Padang).
Untuk tari modern, kak Tika membuat koreografi sendiri dari lagu anak-anak yang sedang ngetop atau digandrungi anak. Seperti tari “Gembira Berkumpul” dari lagu Tasya Kamila, “Aku Indonesia” (lagu oleh Naura-Neona). Sengaja tari modern mengambil latar lagu-lagu terkenal seperti dari Naura, yang sering menampilkan drama musical, sehingga dekat dengan anak-anak dan mereka menjadi lebih senang.
Tema tari, baik modern atau tradisi, tidak lagi terkait dengan tema pembelajaran di kelas.
Siswa SD cenderung lebih mudah dilatih, sebab sejak jenjang TK mereka sudah belajar musik dan gerak.
Tari tradisi kreasi, menurut Bu Sundari, dibuat dari beberapa lagu daerah, sehingga tercipta medley tarian daerah. Kostumnya dibuat menyesuaikan.
Siswa SD sebagian cenderung untuk maunya bermain, sehingga pengajar harus mengontrol agar siswa tetap fokus pada kegiatan.
MANFAAT GERAK TARI DAN LAGU BAGI ANAK
Menari di jam belajar sekolah bukanlah dengan tujuan mencari talenta penari yang baik. Tetapi mengambil manfaat menari dalam perkembangan fisik dan mental pada usia tumbuh kembang anak.
Menari dianggap penting sebagai kegiatan belajar-mengajar (KBM), karena beberapa manfaatnya bagi perkembangan diri dan karakter anak:
- Melatih motorik kasar dan motorik halus. Sehingga gerakan tubuh menjadi lentur tidak kaku. Menjadi luwes dalam bergerak.
- Meningkatkan dan memperbaiki keseimbangan tubuh. Beberapa anak mengalami kelambatan harmonisasi alat tubuh, atau gangguan keseimbangan, sehingga terlihat gerakannya kaku atau canggung. Menari membuatnya menjadi seimbang harmonis dan lentur.
- Selain melenturkan otot tubuh, menari merupakan aktivitas yang cukup rumit, yaitu melakukan koordinasi antara mata –telinga-kaki-tubuh untuk menyelaraskan gerak dan musik.
- Melatih kecerdasan dan daya ingat, seperti mengingat musik, memahami irama, mengingat setiap gerakan, menghitung gerakan, menyelaraskan dengan pasangan menari.
- Melatih kemampuan berkonsentrasi. Menari membutuhkan ketekunan dan konsentrasi serta kesabaran.
- Meningkatkan kecerdasan dan keselarasan otak kanan dan kiri. Gerak dan irama serta lagu yang menyenangkan, menghidupkan koordinasi antara otak kiri dan kanan sehingga anak lebih kreatif berfikir.
- Memperkenalkan seni budaya tradisi keIndonesiaan sejak usia dini. Anak mengenal perbedaan geografi Indonesia yang kaya dan beragam melalui tari-tarian daerah dan tradisi, yang kaya akan nilai luhur kearifan lokal.
- Mengajarkan karakter persatuan dan kesatuan Indonesia, toleran terhadap perbedaan.
- Mengasah karakter atau sikap mandiri, bertanggungjawab, mau bekerja keras secara fisik untuk bisa melakukan sesuatu.
- Saat selesai latihan dan ditutup dengan pementasan, maka anak diasah keberaniannya dan rasa percaya diri untuk tampil di muka umum (siswa dan orangtua). Kegembiraan dalam bekerjasama dengan teman saat sukses pentas, merupakan moment pencapaian yang patut dirayakan dan meningkatkan kepercayaan diri siswa.
- Menjadikan proses belajar di sekolah menjadi kegiatan yang menyenangkan, tidak membosankan, karena banyak selingan dalam belajar
- Semut-Semut tidak berorientasi pada lomba tari. Namun, keberanian tampil pada pentas ASSEMBLY KELAS (tiap semester) dan PERMORMA ANAK NEGERI (pertunjukan sekolah di akhir tahun) merupakan modal keberhasilan pengembangan karakter anak.
- Bagi siswa bertalenta menari, dapat menjadi tim duta sekolah ke berbagai event. Yang terakhir adalah mengikuti event SOLO MENARI di Kota Solo, dalam rangka hari Menari Sedunia 2018.
Untuk anak TK dan SD, menurut Kak Tika, keberhasilan program ini antara lain terlihat pada anak yang sudah mampu menyatukan gerakan dan irama musik. Ini membutuhkan kecerdasan dan ketepatan, yang sangat bermanfaat bagi tumbuh kembang anak.
Meski tidak berorientasi pada lomba atau prestasi, beberapa kali tim Semut-Semut meraih kejuaraan. Tim TK memenangi Juara II tari tradisi pada acara TK se kota Depok. Dan tim SD kelas 1 menjuarai lomba tari tradisional se Jabodetabek, di Istana Anak, TMII. (Tahunnya lupa tercatat).

PENDAPAT AHLI TENTANG MANFAAT MENARI DI SEKOLAH
Robby Hidajat dkk, melakukan penelitian kualitatif tentang manfaat materi pembelajaran seni tari di sekolah dasar dengan sampel siswa dan guru SD mata pelajaran seni budaya di Kota Malang pada tahun 2011.
Pengumpulan data menggunakan teknik observasi dan wawancara dengan analisis interpertasi dan pemaknaan. Disimpulkan, bahwa manfaat pembelajaran seni tari adalah:
- menunjukkan kemampuan teknik mekanistik tubuh siswa,
- siswa mempunyai sikap percaya diri,
- siswa mampunyai kemampuan bergerak secara sistemik-terstruktur,
- siswa mampu menggunakan pemikirannya secara sistematis untuk menghafal dan mengingat kembali tata urutan gerak,
- menunjukkan bahwa bergerak yang sistematik berdampak pada kesehatan fisik dan psikis, dan
- menunjukan siswa mempunyai perkembangan fisik yang besifat signifikan terhadap usianya.
KONSEP WIRAGA WIRASA WIRAMA
Dalam kajian ilmu tari, dikenal istilah Wiraga, Wirama, dan Wirasa
Wiraga adalah mengolah raga/tubuh (fisik); bisa memperagakan gerakan secara detail, maksimal, dan kuat powernya.
Wirama adalah menyelaraskan antara gerakan dengan ketukan irama iringan musik, harus sesuai.
Wirasa adalah mengolah rasa (emosi); bisa mengekspresikan tema tarian melalui mimik wajah, misal gembira atau sedih.

INI DIA GURU TARI SEMUT-SEMUT
Program menari di sekolah Semut-Semut digawangi oleh 2 ibu penari, yaitu Kak Sundari dan Kak Tika.
KAK ATIKA YULIANA
Kak Tika menamatkan pendidikan keguruan di bidang Bahasa Inggris. Namun, ia lebih memilih menjadi guru tari ketimbang guru bahasa Inggris.
Kecintaan pada seni tari sejak kecil usia SD, menari karena hobi, dan ikut belajar di berbagai sanggar-sanggar tari. Sebutlah, Sanggar Setu Babakan ketika menekuni tari Betawi, dan Sanggar Namuei di anjungan Kalimantan, TMII Jakarta, untuk berbagai tari tradisi lainnya.
Ia menjadi penari professional, dan pernah menari di berbagai event di Indonesia hingga Singapura.
Sebagai penari professional, kak Tika mencoba memahami tingkat kesulitan yang patut diajarkan pada anak. Karena itu, sering dia mengkombinasikan permainan agar anak tidak jenuh. Misal, saat jeda, anak-anak diajak bermain tepuk domikado, yang kalah akan diminta menari… Ini menjadi keseruan tersendiri yang menggembirakan bagi anak.
Di tahun 2019 ini, lebih 8 tahun sudah kak Tika bergabung di Semut-Semut.
KAK SUNDARI
Menggawangi pembelajaran seni tari sejak November 2011. Kini menangani siswa kelas 2 sampai kelas 6 SD.
Jebolan SMKI (Jurusan Seni Tari) Surabaya ini mulai menyenangi tari sejak usia SMP di Magetan, Jawa Timur. Setamat SMKI mengajar di sanggar-sanggar tari.

“Tertarik dengan sendirinya, senang menari dari kecil. Zaman kecil saya sering menari di acara 17 Agustusan, Halal Bi Halal, dan Karang Taruna, dan seterusnya belajar formal di SMKI,” kata Bu Sundari.
“Senang mengajar di sini, anak-anak tertarik dan bisa menerima dengan gembira. Kalau dalam latihan khusus untuk event akhir tahun, mereka gembira berlatih,” kata Kak Sundari.
Kak Sundari terutama menangani seni tari tradisi, dikreasikan agar sesuai dengan waktu pembelajaran dan tingkat kesulitan pada anak. Sedangkan untuk medley tari tradisi, kak Sundari menciptakan koreografi disesuaikan dengan lagu-lagu popular daerah. Medley lagu tari daerah ini sering diperlukan saat pentas sekolah atau kegiatan pentas lainnya.
Kak Sundari juga menangani anak-anak inklusi belajar menari, dengan pola penanganan yang hampir serupa. Anak-anak berkebutuhan khusus ini diajar menari dengan penuh kesabaran, dan hasilnya mereka pun dapat tampil dalam pentas kelas ataupun pertunjukan akhir tahun (Performa Anak Negeri).
(IM)
Tentang manfaat menari, lihat juga tulisan di:
- Manfaat postif menari untuk anak sejak usia dini https://lifestyle.kompas.com/read/2014/08/24/200000520/Manfaat.Positif.Menari.untuk.Anak-Anak
- 4 Keuntungan ajarkan anak menari sejak dini https://www.liputan6.com/health/read/2579392/4-keuntungan-ajarkan-anak-menari-sejak-dini