Parenting Mengenal Cara Belajar di Semut-Semut
Masa tumbuh-kembang ananda di usia TK amatlah penting. Karena itu, penting pula bagi orangtua untuk mengenal dan memahami pola pembelajaran saat ananda bersekolah sehari-hari.
Terutama, hal-hal yang menjadi ciri khas dalam pembelajaran di TK Semut-Semut .
Bagi orangtua siswa baru TK A maupun TK B, di awal tahun ajaran diadakan parents conference, yang bertujuan untuk mengenalkan -secara simulasi- seluruh rangkaian Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolah.
Mulai dari kegiatan persiapan di jam kedatangan (morning activity), kegiatan bermakna seperti Repling, Exploration, Observation, Expression, serta Moving Class.
Parents conference kali ini merupakan temu perdana secara tatap muka, setelah 2 pertemuan di tahun-tahun sebelumnya terpaksa dilakukan via zoom lantaran pandemi Covid-19 .
Meski tak semua orangtua undangan dapat hadir, parenting yang bertema “Binatang Sahabat Kita” pada 6 Agustus ’22 ini, berjalan seru.
Tema “Binatang Sahabat Kita” dipilih, karena selain paling menarik dan paling dekat dengan dunia anak, juga dapat mendorong beberapa aspek perkembangan.
Yaitu, aspek indera peraba seperti saat memegang cangkang kura-kura, dan meraba bulu kelinci.
Kemudian indera penglihatan saat mengobservasi berapa banyak kaki yang dimiliki hewan tersebut serta ciri atau perbedaan dari ikan, kura-kura, dan kelinci.
KESERUAN PARENTING TK
Di parenting ini, ayahbunda disimulasikan sebagaimana peserta didik atau adik kelas TK
Layaknya seperti Ananda -yang berangkat dari rumah dengan mood yang berbeda-beda- begitu pun para orangtua disapa oleh para kakak guru dengan sapaan ceria dan atraktif saat masuk di pintu sekolah maupun saat bermain di kebun tengah.
Ayahbunda kemudian diajak Senam Elang, di sini mood nya mulai nampak gembira dan bersemangat. Kekompakan ‘siswa’ diuji melalui game Follow Me. Saat game para ‘siswa sehari’ ini terlihat lebih ceria
Agar fokus, ditambah lagi dengan game berupa perintah sederhana “Geser kiri, geser kanan, depan belakang”. Weh … beberapa ayahbunda tampak tertawa karena salah langkah.
Usai bermain pembukaan, ayahbunda masuk kelas, mendengarkan pemaparan tentang visi sekolah yang disampaikan oleh Bunda Arfi Destianti – principal Sekolah Semut-Semut, dan dilanjutkan dengan pemaparan program pembelajaran oleh Kepala TK Semut-Semut Ibu Dwiyana Puspitaria (Ibu Ria}.
Oya, sebelumnya juga dilakukan perkenalan tim guru TK A dan TK B, serta guru bidang studi dan guru pendamping khusus.
Pertemuan dilanjutkan dengan pembagian kelompok, yaitu kelompok Ikan, Kura-Kura, dan Kelinci, untuk merasakan kelas-kelas simulasi yang diberikan.
SIMULASI PEMBELAJARAN – REPLING, EKSPOLARASI, OBSERVASI, EKSPRESI
Repling atau rute pengenalan lingkungan, adalah nama kegiatan awal, yaitu biasanya siswa bermain di halaman, menyiram tanaman, berkunjung dan memberi makan satwa yang ada di sekolah.
Kegiatan ini bertujuan menanamkan cinta lingkungan hidup, dan bagi perkembangan anak merupakan kegiatan untuk melatih daya adaptasi, sosialisasi, dan empati.
Eksplorasi adalah kegiatan untuk memperoleh pengalaman baru dari situasi yang baru, yaitu dengan cara berjalan untuk menjelajahi lingkungan sekolah untuk mencari tahu sesuatu yang menarik.
Ada kelompok ‘siswa’ yang diberi tugas berkunjung ke pos kolam ikan, ke kandang kelinci, dan ke kandang kura-kura.
Di sana, guru dan ‘siswa’ memberi makan, memegang, dan saling bercerita tentang satwa dan keunikannya masing-masing.
Para ‘siswa’ juga diajak mengamati, atau mengobservasi yaitu mengamati dengan cermat secara langsung, untuk mendapatkan informasi apa saja yang menarik tentang suatu objek/satwa.
Kura-kura, misalnya, dapat menyembunyikan kepala dalam tempurung tubuhnya, memiliki jari-jari dan kuku. Selain batok penutup yang keras di bagian atas, juga berpenutup keras di bagian bawah perutnya.
Hati-hati, mesti tidak memiliki gigi, kura-kura dapat menggigit sampai berdarah, karena mulutnya berupa capit yang keras.
Usai berkunjung (eksplorasi} dan mengamati (observasi}, kini dilanjutkan dengan berkreasi (ekspresi}, yaitu membuat benda-benda serupa kura-kura, ikan, dan kelinci, dari barang bekas (koran, ranting, dan daun).
Para orangtua yang menjadi siswa ini berusaha membuat sesuatu yang menarik sesuai dengan imajinasi yang ditangkap selama berkunjung dan mengamati satwa tersebut.
Ada yang dengan cara merobek dan meremas terlebih dahulu korannya lalu ditempel dan menyerupai bentuk hewan kura-kura. Tampak ada yang masih butuh penguatan saat memegang lem, namun ada juga yang antusias membuat kreasi dengan sungguh-sungguh.
MOVING CLASS
Setelah rangkaian kegiatan inti dan kreasi selesai, siswa ayahbunda diajak moving class – ada yang ke kelas menari, kelas musik, serta kelas sains.
Di kelas sains mengamati hewan cacing dan jangkrik serta habitatnya.
Di kelas menari bagaimana para ayah (kebanyakan ayah yang ikut di kelas ini) mengikuti gerakan tari kelinci sesuai arahan dari guru tari.
Dan terakhir di kelas musik (yang kebanyakan bunda) berusaha fokus mengikuti ketukan jimbe sesuai contoh.
Alhamdulillah respon ayahbunda peserta parents conference ini terlihat senang dan apresiatif. Terutama karena dapat memahami proses atau pola belajar-mengajar di TK Semut-Semut the Natural School.
Beberapa feedback :
“Terima kasih para guru hari ini sudah diajak menjadi siswa sehari.”
“Serunya berkegiatan seperti ananda di sekolah, mulai dari kegiatan pagi sampai kepulangan.”
“Sangat membantu orangtua lebih memahami kegiatan anak di sekolah di samping yang diberikan di grup WA ataupun buku laporan.”
“Ibu guru sangat friendly ke ayah bunda, apalagi sama teman kecil . Pengenalan ini sangat bermanfaat, jadi tahu daily routine si kecil.”
“Acara sangat kreatif, membuat kami sebagai ortu jadi tahu bagaimana semangat dan lelahnya anak-anak.”
Semangat ya Ayahbunda, bersama dengan sekolah menjalani proses tumbuh-kembang ananda secara optimal di usia keemasannya.
Viola Prihartika (Bu Ola} / IM