SUDAHKAH KITA MENDIDIK DENGAN PENDEKATAN KOMPETENSI SKILL ABAD 21?
Paradigma atau sudut pandang pemikiran pendidikan terus berubah seiring kebutuhan globalisasi zaman. Yang mutakhir adalah pendekatan pendidikan dengan kompetensi skill abad 21.
Pendidikan Indonesia masa depan, seyogyanya mengikuti kemajuan global itu. Pendekatan dan tujuan pendidikan kini mengalami transformasi yang sangat cepat dan hebat.
Karena itu, untuk siap di era milenial mendatang, siswa dibekali dengan kompetensi (skill) masyarakat abad 21.
Ini Kompetensi (skill) abad 21 yang ingin dicapai:
- Critical thinking & doing
- Creativity
- Communication
- Collaboration
- Career & Learning & Self Realiance
- Cross Cultural Understanding
- Computing / ICT Literacy
Berfikir kritis, kreatifitas dan komunikasi, menjadi yang utama. Menggusur pendekatan kompetensi masa lalu yang mengutamakan kompetensi matematika (berhitung) dan sains.
Bukan (cuma) ijazah yang bernilai tinggi. Tapi yang cerdas akademik, tapi juga komunikatif pinter bergaul, dan kreatif memikirkan solusi-solusi perbaikan.
Proses pembelajaran harus dapat mendorong ke arah tumbuhnya kemampuan berfikir kritis, sikap kreatif, trampil berkomunikasi, daya adaptasi yang tinggi, percaya diri, dan sikap toleransi memahami perbedaan budaya, serta trampil dalam komputerasi dan literasi.
PERSAINGAN SDM ANTAR NEGARA
Indonesia esok adalah indonesia dengan perdagangan yang terbuka, atau indonesia yang terbuka.
Anak-anak kita hari ini akan menghadapi persaingan lebih ketat. Terutama datang dari para pekerja atau profesional asing yang mencari nafkah di negeri ini. Sebutlah tenaga profesional dari negeri Asean seperti Filipina, Singapura, Malaysia, juga negara lain seperti India, China, dan Korea.
Kita harus bisa mengungguli mereka, dan menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
Ayo kita tingkatkan kualitas pendidikan nasional dengan kompetensi skill abad 21, sehingga anak-anak kelak menjadi sumber daya unggulan.
KESIAPAN GURU
Guru harus lebih proaktif dalam mengelola siswa. Siswa harus dicelupkan dalam berbagai aktifitas atau kegiatan, agar semua kecerdasan bawaannya terasah.
Guru sebaiknya membekali diri dengan pemahaman kecerdasan majemuk, paham ilmu psikologi tumbuh kembang anak berserta karakter anak sekalian. Mengerti tentang implementasi sekolah inklusif. Serta kreatif melakukan proses mengajar dengan pendekatan student center.
KESIAPAN ORANGTUA
Para orangtua sudah tidak bisa lagi menyertai perkembangan anak dengan pola pendekatan pendidikan yang lama.
Sebagai contoh, tugas tantangan rumah (PR) sengaja dibuat agar orangtua bersama anak berdiskusi di rumah menjawabnya. Semacam project base learning. Ini mengasah rasa percara diri, komunikasi, dan kerjasama.
Komunikasi orangtua dan sekolah dilakukan melekat setiap hari melalui buku komunikasi (bukom) siswa yang secara rutin diisi setiap hari.
Peran orangtua kini lebih sebagai pendukung, pendorong, dan fasilitator bagi anak.