SEMUT-SEMUT SEKOLAH INKLUSIF
Sejak awal berdirinya pada 1999, Sekolah Semut-Semut the Natural School telah menetapkan diri sebagai sekolah inklusif.
Program Inklusif di sekolah Semut-Semut di kota Depok pada tahun ajaran 2018-2019 saat ini, mengelola 36 anak berkebutuhan khusus, yaitu di jenjang TK (2 siswa), SD (22 siswa) dan SMP (12 siswa).
Di tahun ajaran 2019-2020 di Juli 2019 mendatang, akan bergabung 49 anak inklusif, dari TK (1 anak), SD (33 anak), dan SMP (15 anak).
RAGAM ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS YANG DITERIMA
Hambatan pada anak berkebutuhan khusus di Semut-Semut ada beragam.
Yaitu, tunarungu, ASD (Austis Spectrum Disorder) seperti autis murni, PDD -Nos, Autis ringan, Asperger, Autis berat, (non verbal, ini juga disebut tuna grahita/mental retarded). Lainnya, ADD, dan ADHD.
Siswa tersebut dikelola oleh unit Learning Support Departement (LSD), dibantu oleh 16 tenaga, dengan berbagai kompetensi. Prinsipnya, sepanjang tim LSD mampu mengelola anak tersebut, serta tersedia bangku untuk siswa berkebutuhan khusus dalam kelas.
SEKILAS SEMUT-SEMUT DAN LSD
Sejak awal berdiri sebagai komunitas bermain (Play Group) pada 2 Mei 1999, dan diteruskan ke TK, SD, hingga kini telah memiliki jenjang SMP yaitu SMP the Indonesia Natural School (SMP INS), sekolah Semut-Semut telah berkomitmen memberikan pelayanan bagi semua anak (education for all), tanpa melabel diri sebagai sekolah inklusif.
Awalnya anak-anak berkebutuhan khusus dikelolah oleh para guru pendamping (shadow teacher). Dan sampai kini terus berkembang dengan kegiatan terapi, treatment, remedial, serta kelas Program Bintang Indonesia (PBI).
Di tahun 2010, layanan bagi siswa berkebutuhan khusus ini difokuskan pada satu unit tertentu yang dilembagakan. Namanya, unit Learning Support Departemen, disingkat LSD. Unit ini bertanggungjawab mengelola anak-anak berkebutuhan khusus sepenuhnya.
Sejak itu terjadi peningkatan program, yaitu pendampingan dengan terapi, remedial teaching, pulling out, IEP (individual education program). Juga ada konsultasi oleh psikolog.
MODEL EVALUASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS
Evaluasi terhadap siswa pun terus meningkat dan diperbaiki.
Kini, untuk menilai hasil IEP, dibuat laporan perkembangan seperti LPAS (Laporan Perkembangan Akhir Semester) dan LPTS (Laporan Perkembangan Tengah Semester). Laporan tersebut disiapkan oleh guru kelas dan guru pendamping. Serta, ada laporan pengembangan minat bakat dan life skill (gardening, menari, dsb).
TUJUAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS BERSEKOLAH
Anak berkebutuhan khusus bersekolah untuk belajar kehidupan. Di sini ia mengembangkan sosialisasi, kemandirian, dan mendapat pengakuan dari lingkungan sekitar. Rasa keterhadiran, tidak tersisihkan atau termarjinalkan, serta diberi kesempatan sama seperti teman-teman regulernya.
Ketika ia berkumpul bersosialisasi dengan teman, terjadi input komunikasi yang masuk menjadi beragam, sehingga kosa kata bertambah, membantunya memahami kosa kata dan hal-hal yang abstrak.
Sebagai contoh. Seorang siswa TK, ketika awal masuk berkomunikasi dengan pola satu arah. Sikapnya sangat pesimistik. Selama 6 bulan ditangani, baru mau mengeluarkan satu kata saja.
Dengan terus diberi terapi, perlahan dia mulai berkomunikasi dua arah. Kini sikapnya juga makin peduli pada orang lain. Misal, memberi tahu guru jika ada temannya yang absen. Contoh lain pada beberapa anak, yang semula tak mau berbicara sama sekali kini sudah menjadi anak yang cerewet.
Betapa pun sedikit kemajuan yang diperlihatkan, semua itu merupakan pencapaian yang luar biasa bagi anak dan orangtua. Di sekolah inklusif Semut-Semut the Natural School di Depok, anak inklusi mendapat dorongan untuk beradaptasi dan bersosialisasi di lingkungan normal.