Sejarah
Komunitas Bermain dan Museum Sentuh Semut-Semut untuk playgroup dan taman kanak-kanak merupakan cikal bakal berdirinya sekolah Semut-Semut the Natural School yang dibentuk pada hari pendidikan, 2 Mei tahun 1999. Berangkat dari kegiatan belajar-mengajar di kediaman Bunda Arfi dan Pak Indrawan di perumahan Bukit Cengkeh I di daerah Tugu, Cimanggis, sekolah kemudian berpindah tempat ke lokasi di jalan Industri Kapal Dalam no. 25A, seluas 500 meter tahun 2001. Bangunan untuk taman kanak-kanak dan sekolah dasar mulai dibangun, digawangi oleh PT DuiteMoro dan PT Pasiraran. Proses pembangunan berlanjut pada tahap pembelian tanah besar, pemutakhiran Akte Notaris dan perbaikan keorganisasian. Dua dekade berselang, Yayasan Semut Beriring kini terdiri dari jenjang PG, TK dan Sekolah Dasar (SD) Semut-Semut The Natural School dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) The Indonesia Natural School.
Mengapa Semut?
Semut adalah makhluk hidup dengan populasi terpadat di dunia. Untuk setiap 700 juta semut, hanya ada 40 kelahiran manusia di dunia. Semut merupakan salah satu kelompok makhluk hidup yang paling sosial dalam genus serangga dan hidup sebagai masyarakat yang disebut koloni. Semut hidup dalam organisasi yang luar biasa baik, termasuk sistem komunikasi yang maju sebagaimana Al-Quran mengisahkan Nabi Sulaiman pada surah An-Naml ayat 18. Organisasi sosial dan spesialisasi mereka begitu maju, sehingga semut dapat hidup secara beradab sebagaimana kehidupan manusia. Meski sangat kecil, semut menjalani hidup secara tertib dan sempurna. Kerja, gotong royong, strategi, komunikasi, kerjasama yang rasional dan cerdik, disiplin, serta perencanaan kota yang sempurna barang kali gagal diraih oleh manusia. Namun, semut selalu sukses! Kehidupan dan nilai-nilai semut adalah analogi bagi perjuangan penyelenggaraan pendidikan di Semut-Semut The Natural School
Pendidikan yang Natural
Natural dimaknai sebagai alam, alamiah, lazim dan wajar. Yayasan Semut Beriring meyakini bahwa anak harus belajar secara wajar sesuai fitrah pengembangan usianya yang penuh dengan rasa ingin tahu dan eksplorasi berdasarkan keunikan karakter setiap anak. Alam juga terepresentasi lewat sekolah-kebun yang menjadi lingkungan terdekat bagi anak. Tidak hanya menyuguhkan flora dan fauna, alam juga menjadi sarana proses belajar di mana aktivitas pembelajaran yang mendasar dilakukan. Lingkungan yang natural turut memberikan pembelajaran secara nyata dan menyentuh secara langsung materi pembelajaran atau hands on learning dan belajar secara konkret. Proses pendidikan natural mengindari bentuk pembelajaran konvensional serta pembelajaran yang mengakibatkan anak menjadi pasif, dan guru menjadi dominan. Pembelajaran yang dilakukan secara aktif memungkinkan anak melakukan aktivitas belajar secara optimal. Anak akan mencari, mengamati, menemukan, mendiskusikan, menyimpulkan dan menympaikan ragam pengetahuan, kemampuan, keterampilan serta menunjukkan sikap dan perilaku. Pembelajaran secara natural bagi anak sama pentingnya dengan bernafas, makan dan minum. Karena itu, pastikan anak mendapatkan apa yang mereka butuhkan.