Inklusi
Learning Support Department berdiri bersamaan dengan dibentuknya sekolah Semut-Semut The Natural School. Dasar dari inklusifitas ini adalah pernyataan Deklarasi Salamanca tentang Pendidikan Inklusi tahun 1994. Indonesia kemudian mewujudkannya menjadi Deklarasi Bandung tahun 2004 dengan komitmen “Indonesia Menuju Pendidikan Inklusi”. Dengan semangat menerapkan Education For All, siswa spesial pertama sekolah Semut-Semut The Natural School adalah pengidap autisme. Dengan penuh semangat, sekolah mempelajari teori dan mempraktikkan semua ajaran tentang penanganan anak berkebutuha khusus.
Pada dasarnya semua anak cerdas. Hanya saja, terjadi hambatan cara belajar. Ibarat permukaan botol atau lubang yang lebar, air mudah mengalir ke dalamnya. Namun, anak berkebutuhan khusus ibaratnya hanya memiliki lubang yang kecil, sehingga harus dicari cara bagaimana air atau materi dimasukkan secara perlahan. Dibantu dengan cara dan metode khusus, LSD berkembang seiring makin beragamnya spektrum kebutuhan khusus. Akan tetapi, karena keterbatasan tenaga dan sumber daya, maka Yayasan Semut Beriring baru bisa menampung anak inklusi dengan spektrum mild (ringan) dan memilih calon orangtua yang memiliki komitmen tinggi untuk bersama mengantarkan anak-anaknya menuju survival diri
Ki Hajar Dewantara (SD)
LSD di Sekolah Dasar Semut-Semut the Ntural School digawangi oleh GPK (Guru Pendamping Khusus), terapis, konselor dan programmer yang bersama-sama guru kelas membuat Individualized Education Programme (IEP) untuk masing-masing anak. Dengan target dan evaluasi per 3 bulan, setiap anak inklusi dilihat dari setiap lini kompetensinya. Mana yang masih bisa dikejar kognitifnya, mana yang hanya bisa dikejar keterampiilan dirinya. LSD menjadi divisi tersendiri yang mengakomodasi puluhan anak berkebutuhan khusus dengan program pendampingan, baik di kelas, ataupun di kelas khusus PBI (Program Bintang Indonesia), yang merupakan kelas transisi sebelum anak bisa masuk ke kelas reguler. Pada dasarnya, yang beruntung berinteraksi dengan siswa berkebutuhan khusus, adalah anak-anak “normal” yang bisa belajar bertoleransi dengan wajar dan terbiasa dengan perbedaan. Dunia pembelajaran makin hidup karena sekolah terus berusaha dan belajar dari setiap anak inklusi yang dihadirkan Allah SWT melalui orang tua pilihan, yang yakin, bahwasanya setiap anak memiliki kecerdasan.